Sesakit-Sakitnya Rasa Sakit Adalah Kamu Yang Membuatnya Sakit





Saat kamu memejamkan mata, harapanmu adalah mimpi buruk tenggelam dalam bayangan.
Atau mungkin yang kamu butuhkan adalah mimpi indah untuk memanipulasi kenyataan.
Berharap mengembalikan hal yang tidak dapat dikembalikan..

Menyebalkan saat kamu merasa sendiri.
Waktu tidak bekompromi sebelum membawa kembali menelusuri..
Rasa yang dulu merekah bersemi
Yang sekarang menjadi layu dan mungkin telah mati.

Dulu..
Mungkin yang  dibutuhkan menahan kantuk bukanlah secangkir kopi.
Cukup saat membuka ponsel dan kamu ada di chat teratas mengucapkan syukur pada pagi.
Se-simple itu mengisi ulang semangat dan bersiap memulai hari.
Kini pagi hari terasa biasa saja.
Kamu bangun dengan rasa yang hampa.
Hanya tatapan kosong menunjukkan hati yang berongga.
Mengulang hal yang sama tanpa ada gemericik rasa.

Pernah dahulu tertawa bersama.
Sebelum akhirnya memutuskan bahwa jalannya sudah berbeda.
Dan pada saat kamu berkaca, yang terlihat bukan hanya dirimu semata.
Itu adalah kamu dan bagian dari dirimu yang cela.
Mengacaukan hubungan sendiri hingga saling terluka.

Rasa sesal itu seperti air laut..
Bisa pasang , bisa surut.
Bisa tenang, bisa carut marut.
Yang perlu dilakukan hanya belajar bertahan.
Bagaimana agar tidak tenggelam dalam derap ombak yang menerjang tanpa kepastian.

Kamu bisa saja lari dan bersembunyi dari dunia.
Kemudian berkata bahwa kamu baik-baik saja.
Selamat! Kamu telah mengasah kemampuan barumu dalam menyembunyikan rasa.

Semoga kamu dapat menahan pedihnya mencabik hati sendiri.
Dia tak akan kembali utuh, begitu pula kamu.
Karena sesakit-sakitnya rasa sakit adalah kamu yang membuatnya sakit..







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Behind the story cover from Keset Kusut

Hiburan Bagi Kamu Yang Dirundung Galau

Ikhlas