Sebuah Tulisan di Penghujung Tahun
Banyak hal yang berlalu memberi warna pada perjalanan.
Naik turunnya perasaan, bahagia dan kecewanya dengan
keputusan, hingga suka dan duka dalam persahabatan.
Merasakan mencintai dan dicintai namun harus berujung patah
hati.
Tak apa.. tak perlu disesali.
Perjalan hidup berbeda dengan pelajaran di bangku
perkuliahan.
Banyak kejutan ditiap keputusan.
Merasakan kerasnya berjuang namun harus berujung dengan
pasrah menerima kekalahan.
Tak apa.. tak usah dirisaukan.
Setidaknya kamu belajar untuk gigih meraih apa yang diimpikan.
Dan kamu memahami bahwa sebaik-baiknya rencana yang kamu
buat tidak lebih baik dari rencana yang dibuat Tuhan.
Sebagai manusia biasa, terlalu naif bila aku hanya ingin
bahagia.
Karena sejatinya duka, lara, dan kecewa akan tetap ada.
Aku hanya ingin lebih berlapang dada.
Mampu menerima ribuan kata maaf dari mereka yang membuatku
terluka.
Mampu berkata “maaf” atas sikapku yang membuat mereka luka.
Mampu berucap “terima kasih” baik dalam keadaan bahagia
maupun dirundung nestapa.
Berfikir positif adalah kunci bahwa semuanya akan baik-baik
saja.
Aku ingin menjadi alasan tiap orang untuk tersenyum saat
bersamaku.
Aku merasa benar-benar hidup bila menjadi pribadi yang hangat
dan tempat untuk mengadu.
Aku ingin berada dipuncak bersama orang-orang terdekat.
Merangkul mereka dengan
erat sembari menikmati senja dengan kudapan coklat.
Aku tidak tau apa yang akan terjadi esok.
Yang aku tau aku hanya ingin menjadi lebih baik.
Aku tidak tau kapan aku lelah berjalan sendiri.
Sejauh ini, pillihan terbaik adalah bersahabat dengan sepi.
Meski pedihnya rasa kosong tidak dapat di pungkiri.
Tetapi aku tidak menutup diri.
Aku tau bagaimanapun caranya semesta akan mempertemukan dua
hati yang memang saling mencari.

Komentar
Posting Komentar