Hai.. Ada Kata Yang Tak Terucap.
Hai.. apa kabar?
Ketiga kata itu tak mampu keluar dari mulutku saat kita
bertemu.
Kita saling pandang seolah - olah cukup mewakilkan tiap
benang kata yang tak terucap pilu.
Dalam.. semakin dalam pandang beradu.
Aku semakin tersiksa dengan perasaanku.
Hai.. tidakkah kamu ingat sesuatu?
Seperti baru kemarin kamu bertanya bagaimana selayaknya
pakaianmu saat ingin bertamu.
Memberi penampilan terbaik didepan ibuku.
Manis dan sederhana tingkahmu membuatku melayang terhembus syahdu.
Hai.. Mengapa berubah secepat itu?
Aku sudah terlanjur larut dalam perasaanku.
Larut hingga aku tak mengenali lagi diriku.
Aku telah mencapai titik lelehnya batin dengan perlakuanmu.
Namun disaat yang bersamaan kamu memilih untuk meninggalkanku.
Kemudian dengan mudah bersandar pada labuhan yang baru.
Hai.. tidakkah kamu bertanya bagaimana keadaanku?
Aku rusak meradang sejadi-jadinya.
Perasaanku hancur hingga tak tersisa.
Seminggu ku dilambung cinta, sedetik ku dibanting hingga
terluka.
Hai.. tidak adakah penjelasan untukku?
Bicaralah.. beri aku penjelasan.
Katakan dimana letaknya kesalahan.
Aku siap memperbaiki dan melakukan perubahan.
Mengapa kamu harus memilih terdiam dan seolah-olah tidak
pernah menaruh benih harapan?
Hai.. apakah ini saatnya kita berpisah?
Waktu mengajarkanku tentang sadar diri
Aku tak bisa terus begini
Selalu ada alasan mengapa harapan harus patah ditangan
Illahi
Aku... sadar diri.
Hai.. kini telah tak kusisakan tanda tanya.
Hanya sebuah ucapan selamat berbahagia.
Dengannya yang kamu cinta.




Komentar
Posting Komentar